PERBEDAAN RESILIENSI ANAK JALANAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI JAKARTA
Abstract
Fenomena anak jalanan sudah bukan hal yang asing lagi di masyarakat, khususnya warga Jakarta. Hidup di jalanan seperti ‘di medan’ pertempuran bagi anak jalanan, baik anak jalanan laki-laki maupun perempuan. Ancaman-ancaman yang selalu menaungi anak-anak jalan bisa berasal dari lingkungan tempat mereka berada, teman-teman sesama anak jalanan, dan keluarga mereka. Meskipun dirasakan berat harus hidup di jalanan, mereka tetap berjuang dan tidak putus asa karena beberapa dari mereka memiliki daya lenting menghadapi kehidupan yang penuh beban atau disebut resiliensi. Tujuan Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan resiliensi anak jalanan laki-laki dan perempuan di Jakarta. Metode Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif komparatif dengan metode penelitian kuantitatif non eksperimental, menggunakan Independent Sampel T-test sebagai uji bedanya, sedangkan untuk menentukan kategori tinggi dan rendah resiliensi pada anak jalanan menggunakan perhitungan interpretasi skor berdasarkan nilai mean. Teknik sampling menggunakan non probability sampling dengan accidental sampling, sampelnya adalah anak jalanan laki dan perempuan masing-masing 45 orang. Alat ukur resiliensi terdiri dari 53 aitem valid dengan koefisien reliabilitas (ɑ) 0,945. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan resiliensi antara anak jalanan laki-laki dengan anak jalanan perempuan dengan nilai sig.p=0,451. Anak jalanan laki-laki dan perempuan cenderung memiliki resiliensi yang rendah (53,3%). Aspek dominan yang paling tinggi untuk anak jalanan laki-laki adalah I Can dan untuk anak jalanan perempuan adalah I Have. Ditemukan bahwa pendidikan terkait dengan resiliensi anak jalanan yang tidak bersekolah cenderung memiliki resiliensi yang rendah, maka dengan pendidikan yang lebih tinggi anak jalanan cenderung lebih resilien.
Kata kunci: Anak jalanan, Resiliensi, Jenis kelamin, Jakarta
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.