HUBUNGAN ANTARA STRATEGI REGULASI EMOSI DENGAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA DI DKI JAKARTA

Abstract

Masa remaja adalah masa dimana mengalami stress, dan badai sehingga mudah untuk melakukan bullying, hal ini diduga karena kemampuannya melakukan regulasi emosi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara strategi regulasi emosi cognitive reappraisal dan strategi regulasi emosi expressive suppression dengan perilaku bullying pada remaja di DKI Jakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif korelasional dengan teknik pengambilan sampel probability simple random sampling dengan jumlah 100 orang remaja. Skala regulasi emosi (ERQ) yang terdiri dari 6 item valid untuk cognitive reappraisal dengan reliabilitas (ɑ) sebesar 0,710, dan 4 item valid untuk expressive suppression dengan reliabilitas (ɑ) sebesar 0,784. Skala perilaku bullying memiliki 25 item valid dengan reliabilitas (ɑ) sebesar 0,960. Hasil uji statistik menggunakan korelasi pearson product moment, hubungan antara strategi regulasi emosi cognitive reappraisal dengan perilaku bullying menunjukan sig= 0,001 (p<0,05), rxy= 0,328, berarti hipotesis diterima, atau terdapat hubungan signifikan dengan bentuk hubungan positif. Artinya, semakin efektif cognitive reappraisal maka perilaku bullying dilakukan. Sebaliknya, semakin tidak efektif cognitive reappraisal maka perilaku bullying tidak dilakukan. Hasil: Hasil uji statistik hubungan antara strategi regulasi emosi expressive suppression dengan perilaku bullying menunjukan sig= 0,234 (p<0,05), rxy= -0,120, berarti hipotesis ditolak, atau tidak terdapat hubungan signifikan dengan bentuk hubungan negatif. Artinya, semakin efektif expressive suppression maka perilaku bullying tidak dilakukan, sebaliknya semakin tidak efektif expressive suppression maka perilaku bullying dilakukan.

Kata kunci: Regulasi emosi, Cognitive reappraisal, Expressive suppression; Bullying, Remaja